Santi Official
Jumat, 01 Februari 2013
Naskah Monolog
Aku mempunyai seorang sahabat, dia adalah sahabatku dari kecil dan dia
juga sangat baik. Saat duka kami lewati bersama, saat sukapun kami
selalu berbagi. Betapa indahnya persahabatan kami....
Suatu ketika, kami mengerjakan tugas bersama di rumahku. Dan saat itu kebetulan rumahku sedang sepi, hanya ada aku dan sahabatku. Beberapa jam setelah sahabatku pulang, ibuku pun pulang. Aku terkejut ketika mendengar beliau berteriak dan kemudian menangis. Lalu, apa yang terjadi? Ibuku kehilangan uang, dan jumlahnya tidak sedikit. Saat itu, aku bingung, takut disalahkan. Tapi, bukan aku yang mencurinya! Lalu siapa? Hanya ada aku dan sahabatku ketika ibuku pergi. Sahabatku? Tidak mungkin sahabatku! Karena dia orang yang sangat baik. Tapi, apa kalian tahu? Memang sahabatku yang mencurinya! Haha....
Dia mengakuinya sendiri setelah terdapat bukti-bukti. Hahaha lucu, 'kan? Sahabatku membuat ibuku menangis, sedangkan aku sendiri tidak berani melakukannya!
Sedikit demi sedikit aku mencoba melupakan hal itu. Memang, setelah kejadian itu, kami tidak lagi akrab. Tapi, aku masih sering menyapanya. Menurut kalian, dia juga begitu padaku? Haha, kalian salah! Dia justru selalu menjauh, seakan-akan kesalahan berbalik padaku. Dan apa kalian juga tahu? Dia bahkan memfitnahku berbuat curang, sehingga aku didiskualifikasi dari perlombaan. Dia menghancurkan harapanku! Haha....
Apa aku bermimpi? Katakan jika aku sedang bermimpi! Dia sahabatku? Bukan, dia bukan sahabatku! Mana ada sahabat yang mengkhianati sahabatnya sendiri! Haha....
Dia adalah pengkhianat, aku tidak pernah mempunyai sahabat pengkhianat! Kenapa dia begitu kejam padaku? Kenapa? Apa aku bodoh? Aku terlalu yakin bahwa dia adalah orang yang baik, dan nyatanya... ? Hahaha.
Dia menghancurkanku, juga persahabatan kami. Apa orang seperti dia bisa dikatakan 'sahabat' ? Haha, sahabat macam apa itu? Dia menusukku secara perlahan, lalu pergi begitu saja, tanpa kata maaf. Bodoh, aku memang bodoh! Aku menyadari, terkadang orang yang kita anggap baik, tidak selamanya baik. Itu hanya topeng! Topeng untuk menutupi semua kejahatannya.
Suatu ketika, kami mengerjakan tugas bersama di rumahku. Dan saat itu kebetulan rumahku sedang sepi, hanya ada aku dan sahabatku. Beberapa jam setelah sahabatku pulang, ibuku pun pulang. Aku terkejut ketika mendengar beliau berteriak dan kemudian menangis. Lalu, apa yang terjadi? Ibuku kehilangan uang, dan jumlahnya tidak sedikit. Saat itu, aku bingung, takut disalahkan. Tapi, bukan aku yang mencurinya! Lalu siapa? Hanya ada aku dan sahabatku ketika ibuku pergi. Sahabatku? Tidak mungkin sahabatku! Karena dia orang yang sangat baik. Tapi, apa kalian tahu? Memang sahabatku yang mencurinya! Haha....
Dia mengakuinya sendiri setelah terdapat bukti-bukti. Hahaha lucu, 'kan? Sahabatku membuat ibuku menangis, sedangkan aku sendiri tidak berani melakukannya!
Sedikit demi sedikit aku mencoba melupakan hal itu. Memang, setelah kejadian itu, kami tidak lagi akrab. Tapi, aku masih sering menyapanya. Menurut kalian, dia juga begitu padaku? Haha, kalian salah! Dia justru selalu menjauh, seakan-akan kesalahan berbalik padaku. Dan apa kalian juga tahu? Dia bahkan memfitnahku berbuat curang, sehingga aku didiskualifikasi dari perlombaan. Dia menghancurkan harapanku! Haha....
Apa aku bermimpi? Katakan jika aku sedang bermimpi! Dia sahabatku? Bukan, dia bukan sahabatku! Mana ada sahabat yang mengkhianati sahabatnya sendiri! Haha....
Dia adalah pengkhianat, aku tidak pernah mempunyai sahabat pengkhianat! Kenapa dia begitu kejam padaku? Kenapa? Apa aku bodoh? Aku terlalu yakin bahwa dia adalah orang yang baik, dan nyatanya... ? Hahaha.
Dia menghancurkanku, juga persahabatan kami. Apa orang seperti dia bisa dikatakan 'sahabat' ? Haha, sahabat macam apa itu? Dia menusukku secara perlahan, lalu pergi begitu saja, tanpa kata maaf. Bodoh, aku memang bodoh! Aku menyadari, terkadang orang yang kita anggap baik, tidak selamanya baik. Itu hanya topeng! Topeng untuk menutupi semua kejahatannya.
Langganan:
Postingan (Atom)